Induktor adalah komponen elektronika pasif yang memiliki fungsi menyimpan energi pada medan magnetik apabila memperoleh tegangan atau arus listrik. Induktor memiliki bentuk sebuah lilitan yang terbuat dari bahan tembaga yang banyak digunakan pada rangkaian elektronika, terutama rangkaian yang berkaitan dengan frekuensi radio.
Adapun fungsi lilitan induktor yakni dapat membantu membuat medan magnet yang kuat di dalam kumparan dikarenakan hukum induksi Faraday. Lalu, apa yang dimaksud dengan induktor? Simak materi induktor dibawah ini.
Apa Itu Induktor
Pengertian induktor adalah komponen pasif dua terminal yang berfungsi untuk menyimpan energi dalam bentuk medan magnet ketika arus listrik mengalir melaluinya. Induktor juga sering disebut sebagai koil, choke, atau reaktor. Dan ini ditemukan oleh seorang ilmuan asal Inggris yaitu Michael Faraday. Tokoh ini dulunya juga dikenal karena memiliki julukan “Bapak Listrik”.
Pada dasarnya induktor adalah gulungan kawat dengan banyak belitan. Biasanya terdiri dari gulungan bahan konduktor seperti tembaga berinsulasi, dibungkus ke dalam inti besi baik dari bahan plastik atau feromagnetik. Dengan demikian, ini desebut sebagai induktor berinti besi. Salah satu sifat utama dari sebuah induktor adalah bahwa ia menghambat atau menentang setiap perubahan dalam jumlah arus yang mengalir melaluinya.
Setiap kali arus melintasi induktor berubah, ia memperoleh muatan atau kehilangan muatan untuk menyamakan arus yang melewatinya. Semakin besar induktansi suatu induktor maka semakin besar pula kemampuan untuk menyimpan energi listrik dalam bentuk medan magnet.
Indiktor dapat didefinisikan oleh sifat khas induktansi yang berarti tegangan sebanding dengan jumlah lilitan kawat, diameter lilitan kawat dan bahan atau inti kawat yang dililitkan. Induktansi adalah hasil dari medan magnet yang diinduksi pada kumparan dan induktansi diukur dalam henrys. Hal ini juga ditentukan oleh beberapa faktor seperti:
- Bentuk kumparan.
- Jumlah lilitan dan lapisan kawat.
- Permeabilitas material inti.
- Ukuran inti.
Cara Kerja Induktor
Untuk memahami cara kerja induktor dalam rangkaian, perhatikan gambar diatas. Seperti yang Kamu lihat pada rangkaian diatas, terdapat lampu, kumparan kawat (induktor), dan sakelar dihubungkan ke baterai.
Jika kita melepaskan induktor dari rangkaian, lampu akan menyala secara normal. Dengan induktor, rangkaian berperilaku sangat berbeda. Induktor atau koil memiliki resistansi yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan lampu, sehingga ketika sakelar ditutup, sebagian besar arus harus mulai mengalir melalui koil karena menyediakan jalur resistansi rendah ke arus. karenanya lampu itu bersinar sangat redup.
Tetapi karena perilaku induktor pada rangkaian, ketika kita menutup sakelar, lampu bersinar terang dan kemudian menjadi redup dan ketika kita membuka sakelar, bola lampu bersinar sangat terang dan kemudian dengan cepat padam.
Alasannya adalah, ketika tegangan atau beda potensial diterapkan pada sebuah induktor, arus listrik yang mengalir melalui sebuah induktor menghasilkan medan magnet. Medan magnet ini menciptakan arus listrik yang diinduksi dalam induktor tetapi dengan polaritas yang berlawanan, menurut hukum Lenz.
Arus induksi ini karena medan magnet induktor mencoba untuk melawan setiap perubahan, kenaikan atau penurunan, pada arus. Setelah adanya medan magnet, arus dapat mengalir secara normal. Sekarang, ketika sakelar ditutup, medan magnet di sekitar induktor membuat arus tetap mengalir di induktor sampai medan magnet hilang. Arus ini membuat lampu tetap menyala selama waktu tertentu meskipun sakelarnya terbuka.